queen-ing, washing then blogging

Tuesday, January 6, 2015

belanja produk fashion, online atau offline?

Selamat sore semuanya.

Sambil ngelonin bocah, sembari posting blog. *multitasking maksudnya.

Eh, ini posting an pertama di 2015 ya? Huaa selamat tahun baru para blogger, semoga kita semakin rajin update blog *ngomong sendiri sembari ngaca :D

Saya mo cerita2 sedikit tentang pengalaman belanja produk fashion.

Jadi awalnya dari pada mantan pegawai kantor lama yang masih keep in touch di group WA, adalah salah satu yg dagang jilbab, gamis Dan sejenisnya. Saya liat2 barang dagangannya di fb, lalu muncullah sifat kepo. Kekepoan asal barang dagangannya. Ya yang namanya jualan online, asal usul supplier atau produsennya bisa kita cari, kalo mau.

Browsing sana Sini, dapet lah beberapa online shop yg jual barang sejenis dengan harga yg lebih miring. Saya pribadi sebagai pelaku online shop, berprinsip : ga bakalan mau jualin garment (baju jadi) Dan aksesorisnya.

Alasannya? Garment/barang jadi itu banyak variabelnya yg bisa jadi pertanyaan konsumen, jadi lebih baik kalo kita sebagai penjual pegang barang aktualnya.

Variable bebasnya : jenis bahan, warna, konstruksi bahan, warna aksesoris kombinasi Dan yang paling fatal adalah size. Yang kadang cuma mencantumkan fit L (maksudnya fit sampai L, tapi size L standarnya siapa? L besar atau L kecil?)

Apa lagi kalo cuma mengandalkan drop ship yg barang ga tau kaya apa, gmn pertanggungjawaban product knowledgenya?

Saya bukan orang garment atau konveksi, tapi kerjaan saya di kantor yg lama itu tiap hari berurusan sama garment. Jadi saya tau yg Mana yg tenun (woven), atau rajut (knitted).
Yang mana konstruksinya jersey, interlock, fleece
Yang mana bahannya rayon, katun, polyester, spandek.

Nah, produk2 fashion yg beredar di online shop itu biasanya cuma mencantumkan gambar yang pasti cakep banget kalo di pake modelnya beserta pilihan warna nya. Macem gini :


Celakanya banyak oknum penjual produk fashion online, minim product knowledgenya. Kalo ditanya detailnya, jawabnya singkat2 aja, kayanya sih emang ga tau jawabannya Dan mereka ga pegang barang aktualnya.
Kaya pertanyaan2 gini,

Sis, bahannya apa? Jersey.
Menurut saya sih kurang tempat jawabannya. Harusnya jersey katun.

Sis, warna nya ada apa aja? Semua ada.
Tapi pas kita minta warna tertentu, lama jawabnya Dan ga ada.

Dan karena kekepoan saya, terabaikanlah prinsip saya tentang produk fashion online. Ditengah kekepoan saya mencari harga yg lebih miring, saya naksir beberapa model jilbab instan. Dan saya pesenlah beberapa model Dan... Prinsip saya itu bentar adanya. Saya kecewa.

Sebelum order, saya tanyain mengenai aksesoris zipper/retsleting. Si penjual berhasil meyakinkan kalo aktualnya beneran sama kaya di gambar, zippernya metal kaya zipper di clana jeans gitu. Pas dateng, barang aktualnya, pake zipper cina yg ga keliatan 'rel'nya. Sama sih, bagus juga, tapi kan ga sesuai gambar. Pas saya tanyain kenapa beda, si penjualan dengan enteng bilangnya, "yang di gambar itu orinya"
Apa maksudnya bilang gitu? Ya harusnya dari awal bilang sesuai barang aktualnya aja.
Saya jd korban penjual yg cetek product knowledgenya.

Tapi setelah dipikir2, harga emang ga bohong sih. Beda banget barang butik sama barang online yg jual gambar.
Sapa suruh beli barang murah? Ahahaha.

Tapi masih ada untungnya sih, untungnya saya ga terlanjur mesen baju. Karena sebagian besar baju2 yg dijual secara online dengan cara menjual gambar, sizenya ga masuk ke badan saya yang seperti model iklan restoran. Ahahaha.

Oiya, saya juga pernah belanja di Situs belanja ternama yang harganya lumayan agak mahal, pilih salah satu produk yg dideskripsinya 100% cotton. Percaya dong?
Tapi, pas dateng saya yakin 100% kalo itu bahannya CVC (campuran poliester katun, yang presentase poliesternya lebih besar dari katun), bukan 100% cotton. Sayangnya ga bs dikomplain karena termasuk kategori underwear.

Pernah juga berniat shopping produk fashion ke pusat grosir kain Dan baju di jakarta pusat. Sampe di sana, berbekal pengalaman saya di kantor, saya sama sekali ga beli apa yang tadinya mau di beli. Gara2nya, garment2 yang harganya emang miring, appearance (penampilannya) nya menurut saya sudah mendekati defect/rijek lantaran permukaan mulai berbulu serat kainnya atau saya menyebutnya dengan istilah fuzziness. Fuzziness ini kondisi yang menurut saya ga sedap dimata Dan setelah fuzziness akan terbentuk pilling (kumpulan bulu2 serat yg bersatu membentuk pil bulat) kalau terjadi gesekan dengan kulit atau bahan itu sendiri. Saya langsung ilfil belanja disitu.

Dari semua pengalaman belanja produk fashion online ataupun offline, kayanya kalo saya, kalo mau beli produk fashion, mendingan ke toko langsung yg bisa liat Dan pegang barang aktualnya atau ke toko online brand ternama yg menjamin ada garansi uang kembali kalau barang ga sesuai.

Oiya, moral of the story, dalam beberapa kasus untuk brand2 yang masih terjangkau, harga ga akan bohong. Ada harga, ada kualitas. Apa lagi sekarang banyak departemen store besar cukup serious untuk melakukan uji kualitas produk2nya.
Jangan lupa untuk tetap bijak dalam berbelanja, jangan sampai gelap mata Dan dompet bojong tabungan kosong. Belum tentu yang dipakai model cocok untuk jenis badan kita.

Kalau kalian, dimana belanja produk fashion?