queen-ing, washing then blogging

Wednesday, August 24, 2016

Wujudkan Membangun Rumah Impian


Aloha!
Ini semacam postingan bersambung dari post sebelumnya :D.
Jadi, setelah mempertimbangkan mau tinggal di rumah atau apartemen, marilah kita bicara tentang rumah impian.
Pejamkan mata sejenak, luangkan waktu sebentar untuk mendefinisikan seperti apa rumah impian kita.

Kalau saya?
Hmm... sebentar...
*kemudian buka2 file desain rumah, liat2 situs referensi Houzz yang foto2nya sangat instagram-able, buka situs2 broker properti lalu mencari foto2 rumah yang dipajang di situ, lalu membandingkan list properti rumah yang dijual per lokasi. Kok? Iya, model rumah dijual di Bandung pasti beda dengan model rumah yang dijual di Jakarta. Beda cuaca, beda adaptasinya (itu sih menurut saya)
Btw, itu rumah impian saya yang masih polosan, belum di apa2in karena masih selisih pendapat antara saya dan suami mengenai pemanfaatan ruang dan juga dana yang belum mencukupi *curcol

Balik lagi ke rumah impian.
Saya mau ini, saya mau itu, suami saya mau ini, suami saya mau itu, yang notabene keinginan kita berbeda, blablabla
....lalu kembali ke dunia nyata!
Ternyata ga semudah yang dibayangkan, jendral!
Apalagi ketika kita ngelist apa aja yang mau diwujudkan menjadi rumah impian kemudian berlanjut ke RAB (Rencana Anggaran Biaya). *Menarik nafas panjang*


Saya selalu antusias mendengar pengalaman orang yang sudah mulai mencoba untuk membangun rumahnya sendiri, tentang bagaimana melakukan pendesainan rumah yang baik dan juga bagaimana memperhitungkan anggaran yang tepat agar kita tidak salah langkah ketika proyek pembangunan rumah kita sudah berjalan setengahnya.

Berhubung saya adalah manusia biasa yang bukan arsitek maupun desainer interior dan eksterior, biasanya seringkali mendapati kesalahan-kesalahan fatal akibat salah perhitungan dan berdampak kepada biaya yang membengkak. Syukur2 kalau melencengnya ga terlalu jauh, tau sendiri kalau harga bahan bangunan tidak ada yang murah. Begitu terjadi kesalahan, terbayang dong berapa banyak bahan bangunan yang sudah terpakai menjadi mubazir! Akhirnya proyek pembangunan berhenti di tengah jalan akibat dana yang dianggarkan sudah habis.

Terus gimana dong baiknya?
Googling, bro sis! sebelum memulai proyek pembangunan rumah impian. Cari banyak literatur atau referensi atau bisa bertanya ke ahlinya. Gimana caranya? Ya gampang, cari dan follow akun arsitek, kontraktor dan ahli lainnya, tanya2 aja lewat sosmed. Sosmed ga sekedar untuk follow akun haters artis loh #ehh.
Kalo udah serius baru deh japri untuk memohon bimbingannya. Sehingga kita jadi tahu apa saja hal yang terkait dan bagaimana memperhitungkan untuk biaya material dan biaya tukang, tidak usah mendetail namun tetap secara general saja.

Nah, kalau sudah mulai mendapatkan titik terang alias sudah 'ketemu' ahlinya, diskusi bisa dilanjutkan untuk bisa mendapatkan range harga yang tepat dan bisa diutarakan ke pemborong yang akan mengerjakan proyek. Setelah satu persepsi mengenai apa yang kita mau dan si kontraktor mengerti keinginan kita, bisa dilakukan tawar-menawar atas dasar perhitungan yang sudah kita rinci sebelumnya.
Apa aja yang didiskusikan? Yang paling penting banget, ya biaya material dan tukang sih sebenarnya, sebagai faktor biaya terbesar yang mendominasi.

Terus survey tentang rumah impian itu untuk apa?
Ya untuk sebagai referensi yang bisa langsung kita gunakan seperti apa adanya ataupun dikombinasikan agar menjadi rumah impian yang kita banget, yang sesuai dengan sifat dan karakter kita, karena bentuk rumah menggambarkan karakter pemiliknya. Seperti pemilihan warna cat yang sesuai dengan suasana ruangan.

Menurut orang desain interior, ada yang namanya psikologi warna. Aplikasi warna yang tepat ke ruangan yang tepat akan memberikan efek positif ke pemiliknya. Sebaliknya, jika pemilihan warna tidak tepat, bisa jadi fungsi ruangan tersebut menjadi tidak optimal atau malahan mubazir. 
Seperti, ruangan yang berhubungan dengan makanan seperti ruang makan dan dapur,  Banyak orang yang percaya warna merah bisa membangkitkan mood selera makan anda sehingga warna merah atau warna lain yang masih mengandung campuran dari warna merah bisa digunakan untuk cat tembok dapur atau ruang makan.
Hm... bisa... bisa...
Tapi ya kalo ruangannya sempit sih menurut saya ya warna pastel/putih aja yang dominan dengan sedikit aksen merah.

Nah, kalo kamu, berniat untuk menerapkan psikologi warna di ruangan tertentu ga? atau ada warna favorit yang harus ada diruangan tertentu?
5 comments on "Wujudkan Membangun Rumah Impian"
  1. kalo bisa beli rumah jadi yang udah cocok lebih baik gitu dibanding ngebangun sendiri from scratch. rumah di jakarta soalnya kita bangun sendiri from scratch. emang senengnya karena layoutnya semua persis yang kita suka. tapi prosesnya... minta ampun! cape ati! :P

    ReplyDelete
  2. saya sebelum dapat rumah yg sekarang surveynya sekitar 2 th :)

    ReplyDelete
  3. Mbaaaaa camaaaa, aku klo uda debst interior ma misuah ga ada ujunge hahaaa

    ReplyDelete
  4. kalau ada permainan warna di dlm rumah, walau rumahnya kecil tapi sepertinya hidup ya... :)

    ReplyDelete
  5. permainan warna dan perbanyak kaca kalo rumahnya kecil, jadi maknya bisa ngaca terus #eh hehehe, biar keliatan gede maksudnya :D

    ReplyDelete

Terimakasih kunjungannya. Komennya dimoderasi. Semua komen saya baca Dan akan segera saya kunjungi balik :)