queen-ing, washing then blogging

Saturday, December 23, 2017

Empeng? Yay or Nay?

Tinystep.in

Aloha!
Tinggal beberapa hari lagi bulan Desember ya.
Ga terasa ya.

Kali ini kita chit-chat tentang hari Ibu. Bulan Desember ini identik sama hari Ibu yang jatuh tanggal 22 Desember. 
So, selamat hari ibu untuk semua perempuan indonesia. Jadi sebenernya hari ibu atau hari perempuan sih? :D.

Kalo sekarang, pengertian ibu itu kalo udah punya anak. Karena ada anak, maka ada panggilan ibu. Selesai? Nope.

Life begins. Jadi ibu itu susah2 gampang. Jadi manager rumah tangga juga demi kestabilan rumah tangga, jadi baby sitter juga, jadi decisionmaker perumahan (urusan domestik rumah). Itu sih ya yang saya rasakan. Hahaha. Ga general semua ibu, IRT macem saya sih. Hihi. 

Begitu punya anak. Tiba2 jadi sorotan dan bahan komen orang2. 

Dari mulai ASInya jelek, makanya harus ditambah sufor. Padahal komentator juga bukan ASI verificator -_-. Ya jangan samakan ASI komentator dengan ibu lain. Ya kali ASI situ kaya gitu, belom tentu ASI ibu lain juga gitu. 

Harus pake stagen/korset supaya ga kendor perutnya. Padahal komentator nyaman pake stagen karena dia ga nyusuin yang bentar2 angkat baju, buka warung kapan saja dimana saja. 
So, jangan digeneralisir.

Ada juga ibu yang nyaman pakein empeng ke anaknya. Ya gpp. Ya gpp juga kalo saya milih engga makein empeng ke anak2 saya. Begitu toh. Sah2 aja. Asal jangan ada pemaksaan pendapat yang digeneralisir sepihak. Saya ga maksa si ibu lain lepas empeng, dan si ibu itu ga maksa saya juga makein empeng ke anak saya. Lalu dunia pun damai, 1 momwar terhindari. Hahahaha. 

Ngomong2 tentang empeng. Iyalah, dari awal saya emang tim nay empeng bayi. Kenapa? Ya karena :

Empeng dapat mempengaruhi pemberian susu pada bayi entah itu susu formula ataupun ASI eksklusif. Bisaa empeng bikin bayi lebih nyaman ngempeng dibanding nen sama ibunya. Lalu ibunya gak laku. Bahaya buat ibunya. Ibunya 2x waktu menyusui trus ga perah atau ga mengeluarkan ASI, payudara keras dan sakit. Bikin meriang. Sepele kan? Tapi dampaknya dahsyat. 

Kebiasaan yang sering diberikan empeng saat rewel sampai dengan tidur ternyata mampu memberikan resiko ketergantungan. Ya namanya kalo udah nyaman ya pasti nyandu. Itu yang saya bilang bisa bikin ibunya ga laku dan ga dilirik lagi. 

Menghisap empeng secara terus menerus dapat mengakibatkan infeksi telinga tengah, walaupun memang bukan sebagai penyebab utama. Nah lo? Bikin kerjaan lagi konsul ke THT. 

Penggunaan empeng dalam jangka panjang beresiko akan masalah gigi dan juga mulut bayi. Iyo i. Karena sewajarnya mulut isinya gusi, lidah dan gigi. Ya kalo ada benda asing kaya empeng, kira2 benda2 yang seharusnya ada di mulut jadi terganggu ga? Ya iyalah. Pertumbuhan gigi jadi mencong2 alias miring. 

Tapi ya coba kita dengar alasan ibu lain yang makein empeng ke anaknya. Seperti yang diketahui sekarang ini banyak jenis empeng yang ditawarkan melalui situs jual beli online Katanya empeng itu :

Dapat meminimalisir bayi yang sering memasukkan jari kedalam mulutnya tersebut. Selain dapat dijadikan sebagai pelampiasan adanya empeng juga dapat digunakan untuk membantu menenangkan bayi saat rewel. Tapi jika dilihat dari segi kesehatan masih banyak dokter anak maupun dokter gigi yang memperdebatkan penggunaan empeng pada bayi tersebut. Karena para dokter melihat dari segi kesehatan ataupun pertumbuhan yang akan dialami oleh bayi akibat penggunaan alat tersebut.

Efek menenangkan.
Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa adanya empeng memang membantu saat anak rewel yang tidak berhenti-henti. Dan saat menghisap empeng beberapa bayi akan merasa lebih tenang.

Pengalih perhatian.
Banyak orang tua yang menjadikan empeg sebagai pengalih perhatian, apalagi saat buah hati akan dilakukan penyuntikan imunisasi atau lainnya. Jadi sakitnya suntikan tidak akan dirasakan karena perhatian bayi sudah tertuju pada empeng yang diberikan.

Membantu proses tidur.
Beberapa bayi sering merasa kesusahan saat tidur, tetapi dengan adanya empeng dapat memberikan kenyamanan sehingga memudahkan.

Menurunkan resiko over feeding susu
Penggunaan empeng ternyata mampu menurunkan resiko pemberian susu secara berlebihan atau over feeding.

Jadi, buibu tim yay atau tim nay? Mana2 aja boleh. Kalo memang akan diberikan orang tua harus memilih jenis empeng yang berkualitas baik dan tentunya aman untuk buah hati dengan begitu kita harus menjadi orang tua yang lebih kritis. 
Untuk tim yay, saya bisikin beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keamanan pemberian empeng, antara lain:

Sesuaikan dengan umur buah hati karena empeng hadir dengan berbagai ukuran dari kecil sampai dengan besar.

Jangan memilih desain empeng yang mudah lepas untuk menghindari bayi tersedak.

Cara pembersihan yang tepat, periksa celah-celah maupun penyimpanan yang sesuai.

Ganti empeng maksimal 2 bulan sekali.
Gunakan pemegang empeng secara khusus supaya anak tidak mudah tersedak.

Jauhkan empeng dari tempat penyimpanan yang langsung terkena matahari.

Cuci hingga bersih atau sterilkan empeng bayi terlebih dahulu sebelum digunakan. Hal ini menghindari adanya bakteri atau jamur yang masuk ke tubuh bayi akibat penyimpanan yang tidak tepat.

Okeh lah, intinya tim yay dan tim nay jangan sampe mom war. Okeh sip?
1 comment on "Empeng? Yay or Nay?"
  1. aku tim yay and nay...ibu galau hahaha. karena anak saya yg satu suka empeng tp yg satunya malah gak suka

    ReplyDelete

Terimakasih kunjungannya. Komennya dimoderasi. Semua komen saya baca Dan akan segera saya kunjungi balik :)